Waspadai
Gejala Nomophobia
(tak
bisa hidup tanpa ponsel)
menjangkiti Kita!
Ada
hal yang menarik kita cermati pada era saat-saat ini, dimana tekhnologi
berkembang begitu cepat, tak lagi bisa kita hitung jenis gadget yang dimiliki oleh
setiap orang, hingga bisa kita katakan peralatan-peralatan itu masuk dalam
kebutuhan primer kita, bagaimana tidak hampir setiap detik kita tidak bisa
lepas darinya.
Coba
saja kita hitung berapa kali sehari kita memeriksa ponsel? Hampir tidak
terhitung dan tidak pernah menghitung mengingat saking banyaknya dan seringnya.
Jangan-jangan kita termasuk terkena Gejala Nomophobia. Kita simak berita berikut yang kami kutip dari http://www.pesona.co.id
Menurut
Ahli Psikiater "Seseorang yang
mengalami nomophobia memeriksa ponselnya sekitar 34 kali
sehari," kata Dr. Elizabeth Waterman, psikiater Morningside
Recovery Center, AS, seperti ditulis oleh NY Daily.
Di
kliniknya, Dr. Elizabeth sering menangani pasien yang terobsesi dengan ponsel.
Ciri utamanya adalah pasien-pasien ini sangat takut dan panik jika harus
berjauhan dengan ponsel atau ketika sinyal menghilang. Tak heran bila
kesimpulan sang dokter persis seperti apa yang kita perkirakan: kebiasaan
konstan memeriksa telepon saat bersama keluarga atau orang lain. "Mereka
jadi mengabaikan kehidupan sosial yang nyata dan lebih fokus ke dunia maya di
ponselnya," katanya.
Di
Inggris, selain riset yang diadakan majalah women&home, ada juga studi yang
dilakukan SecurEnvoy terhadap 1.000 orang tentang seberapa besar ketergantungan
mereka pada ponsel. Kelompok usia 18-24 tahun merupakan kelompok usia yang
paling 'kecanduan' terhadap ponsel mereka. Sebanyak 77 persen dari mereka mengaku
tidak bisa berada jauh-jauh (dari ponselnya) lebih dari satu menit.
Sementara
untuk kelompok usia 25-34 tahun mencapai 68 persen. Studi itu juga menunjukkan,
rata-rata orang mengecek ponselnya 34 kali sehari, dan 75 persen menggunakan
ponsel saat berada di kamar mandi. Survei lain dengan tujuan yang sama
dilakukan oleh Mobileinsurance.co.uk, dan melibatkan 2.570 responden usia 18-30
tahun. Saat diminta menggambarkan perasaan mereka tentang ponsel yang dimiliki,
65 persen responden menjawab 'tidak bisa hidup tanpanya'. Sekitar 22 persen
mengaku sangat tergantung, dan 10 persen mengatakan tidak merelakan ponselnya
untuk hal lain. Sisanya? Satu persen responden memerlukan ponsel hanya pada
waktu-waktu tertentu dan cuma dua persen yakin bisa hidup tanpa punya ponsel.
Tapi
rupanya nomophobia, berasal dari no mobile phobia, istilah
untuk sindrom tak bisa hidup tanpa ponsel, tidak termasuk dalam gangguan
klinis. Namun bila semakin parah, tentu saja dapat menganggu kehidupan
sehari-hari.
Waspada
gejalanya:
1.
Tidak sanggup mematikan atau menon-aktifkan ponsel.
2.
Secara obsesif terus mengecek apakah ada panggilan tak terjawab, surel, atau
pesan teks yang masuk.
3.
Mengisi ulang baterai dalam jangka waktu yang berdekatan.
4.
Tidak bisa meninggalkan ponsel bahkan saat ke kamar mandi.
Untuk
mengatasinya, menurut Cary Cooper, pakar psikologi di
Lancester University, Inggris, adalah dengan mengurangi pemakaian ponsel cerdas
secara bertahap, tahu dan sadar kapan tidak harus menggunakan ponsel,
memperbanyak tatap muka, berolahraga (supaya tidak terlalu berdekatan dengan
ponsel terus), dan mengukur penggunaan waktu untuk berponsel ria.
Sumber:http://www.pesona.co.id/refleksi/refleksi/waspada.gejala.nomophobia/001/001/213
berita lain : http://www.antaranews.com/berita/343801/7-tanda-nomophobia-gejala-takut-kehilangan-ponsel
0 komentar:
Posting Komentar